Minggu, 16 Maret 2014

Tugas 5




RESUME
FENOMENA BERJUALAN DENGAN ANAK-ANAK



Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002
Pendidikan Seni Rupa

Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190



KELAS E
SEMESTER VI



JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014




FENOMENA BERJUALAN DENGAN ANAK-ANAK
By
Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002

Diresume
Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190
E/VI

Kegiatan membaca tampaknya memang mulai menjadi kebijakan para pengusaha. Penyebabnya banyak perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang mulai merambah di dunia majalah, terutama majalah anak-anak. Banyak Anak-anak yang menyukai majalah seperti komik. Melalui komik mereka dapat membuka wawasan, menawarkan pesan, mengaduk imajinasi anak, dan menjajakan produk. Produk yang dijual pun sangat banyak peminatnya. Jadi, tidak heran lagi jika banyak produk yang menawarkan berbagai cara untuk menjual produknya tersebut. Pada saat tahun 70-an banyak anak-anak Indonesia mengenal empat kelompok tokoh jagoan dalam komik.
Kelompok pertama yaitu jagoan pewayangan di antaranya oleh dua pekomik wayang seperti R.A. Kosasih dan S. Ardisoma. Komik jenis ini, selain disukai oleh anak-anak juga diminati oleh pembaca dewasa. Kelompok kedua seperti jagoan dunia jawara, dunia persilatan. Misalnya, tokoh Si Buta Dari Gua Hantu dan Panji Tengkorak yang berlatar cerita kehidupan di sebuah desa. Kelompok ketiga, jagoan dari dunia “primitive” pengaruh cerita Tarzan. Seperti tokoh Waro. Kelompok keempat jagoan-jagoan yang bersentuhan dengan teknologi modern, alam angkasa, dan kesaktian yang menyertakan kemampuan mengubah wujud.
Di Indonesia sering muncul tokoh-tokoh seperti Santini dan sampai jagoan kecil seperti Kalong. Dengan hal seperti inilah anak-anak sering bersikap dan bertingkah laku seperti super hero yang selanjutnya komik-komik yang diterbitkan bersamaan dengan jenis-jenis film kartun, yang menggambarkan keindahan alam, kemanisan persahabatan antarbinatang yang menjadi ciri khas garapan kelompok Walt Disney, yang pernah mendominasi sebagai dunia kartun di Indonesia, kini sudah agak jarang ditampilkan di televisi kita.
Adapun beberapa komik-komik yang beredar di Book Store, yang kini lebih banyak berisi tentang cerita jagoan yang lebih keras, kadang juga lebih kejam dibanding film yang dilakonkan oleh manusia. Dapat kita perhatikan ketika anak-anak sedang menonton film kartun seperti kartun para jagoan masa kini, terkadang mereka sering berteriak tanpa beban. Mereka mengangap bahwa film tersebut sangat menarik. Sebenarnya itu hanya mainan dari komputer saja, padahal di dunia nyata tidak ada yang memiiki kekuatan super hero tersebut.
Banyak produk yang menawarkan hadiah kepada anak-anak, seperti saja pada saat anak membeli permen yang menghadiahkan  komik mini sebagai bonus pada setiap kemasan permen yang dijualnya seperti cerita Scooby Doo yang dipilihnya sebagai hadiah. Penerbit Mizan dengan Divisi Komik Mizan menerbitkan komik mini sejenis yang disebarluaskan sebagai hadiah permen oleh perusahaan permen yang sama. Ceritanya digarap oleh pekomik lokal, yaitu mengambil pokok cerita 1001 Malam, seperti Aladdin, Abu Nawas, Ali Baba, dan Sinbad si Pelaut, dengan pola cerita dagelan ala anak muda masa kini. Sehingga anak berminat untuk membeli produk permen tersebut. 
Dalam kenyataannya, banyak komik cenderung dianggap sebagai sumbangan positif dan negatif. Sumbangan yang positif yang dimaksud yaitu mendorong anak supaya senang membaca. Bahan bacaan, seperti telah disebutkan, lumayan banyak yang bernilai pengetahuan umum praktis. Sedangkan sumbangan negatif seperti yang dapat berpengaruh kepada anak, keinginan membeli setiap dagangan yang ditawarkan. Mungkin karena ingin menjadi “jagoan”. Mungkin juga karena ada embel-embel hadiah yang beraneka macam.
Lingkungan anak-anak kini telah banyak berubah. Dunia bermain mereka adalah dunia cerita para jagoan. Merebaknya acara yang ada di televisi di desa-desa, sejalan dengan meningkatnya tanda kemakmuran dan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya, telah mengubah begitu banyak lingkungan anak kita. Dulu, ketika televisi dan radio masih berupa barang mewah dan langka, anak-anak masih dapat menikmati perubahan alam. Rembulan yang purnama masih bisa dinikmati, bahkan ditunggu-tunggu, untuk melengkapi kebahagiaan bermain di lingkungan rumah. Keakraban anak dengan alam tinggal dongeng dalam buku-buku. Itu pun telah disusupi aneka pesan sponsor lewat para jagoan ciptaan baru yang menjadikan anak menjadi jago belanja ataupun jago untuk tawuran.
Demikianlah resuma yang dapat saya sajikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam resuma yang saya susun ini, saya mohon maaf dan akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar