Rabu, 19 Maret 2014

Tugas 6




DESKRIPSI
MENGENAI PROSES PERKULIAHAN KELIMA
SENI RUPA

Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002
Pendidikan Seni Rupa

Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190


KELAS E
SEMESTER VI


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014


Deskripsi Mengenai Proses Perkuliahan Kelima
Seni Rupa

Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190
E/VI

Hari kelima saya mendapatkan mata kuliah Seni Rupa. Tepatnya hari senin tanggal 17 Maret 2014. Saat pertemuan kelima ini, Bapak Drs. Jajang S. M.Si memberikan sebuah materi mengenai pembuatan MOZAIC. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Dosen pengampu, mozaic yaitu menggambar dengan cara memanfaatkan bentuk-bentuk geometri tertentu sebagai pengganti bahan pewarna dengan menggunakan keramik dan kaca warna. Sedangkan MONTASE merupakan menyusun ulang dengan sesuatu yang sudah ada menjadi susunan yang baru dengan cara ditempel.
Adapun bahan-bahan yang harus disediakan pada saat membuat mozaic yaitu kertas A4, potongan kertas warna (Koran) dan lem kertas. Di dalam pembuatan mozaic kita juga bisa menggunakan model kacang-kacangan, model ini juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar serta mudah dicari. Adapun langkah-langkah membuat mozaic adalah sebagai berikut:
1.   Siapkan bahan-bahan yang diperlukan
2.   Terlebih dahulu kita membuat sebuah rancangan baik menggunakan pensil atau alat-alat lainnya.
3.   Selanjutnya diisi lem pada rancangan tersebut sesuai dengan keinginan kita
4.   Tempelkan kertas yang sudah dipotong-potong tadi keatas rancangan yang sudah diberi lem tersebut.
5.   Tempel satu persatu potongan tersebut ke atas rancangan
6.   Terakhir, diamkan sehingga menjadi kering.
Adapun permasalahan-permasalahan dan cara mengatasi dari permasalahan yang ditemukan pada saat pembuatan mozaic adalah sebagai berikut:
1.   Menempelkan satu per satu potongan kertas keatas lem
Pada saat menempelkan potongan kertas keatas lem harus menempelkan satu per satu. Memang itu membuat sedikit kesal bagi kita, karena pekerjaan sedikit lamban, tetapi jika dijalankan dengan santai maka itu bukan alasan lagi bagi kita bahwa menempel satu persatu itu adalah hal sulit.
Menurut saya, jika mozaic ini diberikan untuk anak Sekolah Dasar itu sangat menyenangkan. Mengapa demikian? Ya, karena saat anak-anak menempelkan potongan kertas itu secara perlahan-lahan kita sebagai guru dapat melatih kesabaran dari peserta didik itu sendiri. Mereka akan senang membuat mozaic, apalagi mereka membuatnya bersama dengan teman-teman sebayanya, yang nantinya dapat saling bertukar pengalaman dan pengetahuan.
2.   Sulit menempelkan potongan kertas keatas rancangan
Saat menempelkan potongan kertas harus sesuai dengan rancangan yang kita buat. Oleh sebab itu, rancangan yang dibuat jangan terlalu sulit, sehingga mudah untuk menempelkannya. Adapun hasil karya yang telah saya buat adalah sebagai berikut:

 Gambar 1. Bunga dan Kupu-kupu

Gambar 2. Buah Apel

Gambar 3. Pohon Cemara dan Kupu-kupu

Gambar 4. Bunga
Demikianlah deskripsi mengenai pembuatan mozaic yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca serta sebagai calon guru Sekolah Dasar agar dapat memanfaatkan lingkungan disekitar. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam deskripsi yang saya susun ini. Saya mohon maaf, dan akhir kata saya ucapkan terima kasih.




Minggu, 16 Maret 2014

Tugas 5




RESUME
FENOMENA BERJUALAN DENGAN ANAK-ANAK



Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002
Pendidikan Seni Rupa

Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190



KELAS E
SEMESTER VI



JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014




FENOMENA BERJUALAN DENGAN ANAK-ANAK
By
Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002

Diresume
Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190
E/VI

Kegiatan membaca tampaknya memang mulai menjadi kebijakan para pengusaha. Penyebabnya banyak perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang mulai merambah di dunia majalah, terutama majalah anak-anak. Banyak Anak-anak yang menyukai majalah seperti komik. Melalui komik mereka dapat membuka wawasan, menawarkan pesan, mengaduk imajinasi anak, dan menjajakan produk. Produk yang dijual pun sangat banyak peminatnya. Jadi, tidak heran lagi jika banyak produk yang menawarkan berbagai cara untuk menjual produknya tersebut. Pada saat tahun 70-an banyak anak-anak Indonesia mengenal empat kelompok tokoh jagoan dalam komik.
Kelompok pertama yaitu jagoan pewayangan di antaranya oleh dua pekomik wayang seperti R.A. Kosasih dan S. Ardisoma. Komik jenis ini, selain disukai oleh anak-anak juga diminati oleh pembaca dewasa. Kelompok kedua seperti jagoan dunia jawara, dunia persilatan. Misalnya, tokoh Si Buta Dari Gua Hantu dan Panji Tengkorak yang berlatar cerita kehidupan di sebuah desa. Kelompok ketiga, jagoan dari dunia “primitive” pengaruh cerita Tarzan. Seperti tokoh Waro. Kelompok keempat jagoan-jagoan yang bersentuhan dengan teknologi modern, alam angkasa, dan kesaktian yang menyertakan kemampuan mengubah wujud.
Di Indonesia sering muncul tokoh-tokoh seperti Santini dan sampai jagoan kecil seperti Kalong. Dengan hal seperti inilah anak-anak sering bersikap dan bertingkah laku seperti super hero yang selanjutnya komik-komik yang diterbitkan bersamaan dengan jenis-jenis film kartun, yang menggambarkan keindahan alam, kemanisan persahabatan antarbinatang yang menjadi ciri khas garapan kelompok Walt Disney, yang pernah mendominasi sebagai dunia kartun di Indonesia, kini sudah agak jarang ditampilkan di televisi kita.
Adapun beberapa komik-komik yang beredar di Book Store, yang kini lebih banyak berisi tentang cerita jagoan yang lebih keras, kadang juga lebih kejam dibanding film yang dilakonkan oleh manusia. Dapat kita perhatikan ketika anak-anak sedang menonton film kartun seperti kartun para jagoan masa kini, terkadang mereka sering berteriak tanpa beban. Mereka mengangap bahwa film tersebut sangat menarik. Sebenarnya itu hanya mainan dari komputer saja, padahal di dunia nyata tidak ada yang memiiki kekuatan super hero tersebut.
Banyak produk yang menawarkan hadiah kepada anak-anak, seperti saja pada saat anak membeli permen yang menghadiahkan  komik mini sebagai bonus pada setiap kemasan permen yang dijualnya seperti cerita Scooby Doo yang dipilihnya sebagai hadiah. Penerbit Mizan dengan Divisi Komik Mizan menerbitkan komik mini sejenis yang disebarluaskan sebagai hadiah permen oleh perusahaan permen yang sama. Ceritanya digarap oleh pekomik lokal, yaitu mengambil pokok cerita 1001 Malam, seperti Aladdin, Abu Nawas, Ali Baba, dan Sinbad si Pelaut, dengan pola cerita dagelan ala anak muda masa kini. Sehingga anak berminat untuk membeli produk permen tersebut. 
Dalam kenyataannya, banyak komik cenderung dianggap sebagai sumbangan positif dan negatif. Sumbangan yang positif yang dimaksud yaitu mendorong anak supaya senang membaca. Bahan bacaan, seperti telah disebutkan, lumayan banyak yang bernilai pengetahuan umum praktis. Sedangkan sumbangan negatif seperti yang dapat berpengaruh kepada anak, keinginan membeli setiap dagangan yang ditawarkan. Mungkin karena ingin menjadi “jagoan”. Mungkin juga karena ada embel-embel hadiah yang beraneka macam.
Lingkungan anak-anak kini telah banyak berubah. Dunia bermain mereka adalah dunia cerita para jagoan. Merebaknya acara yang ada di televisi di desa-desa, sejalan dengan meningkatnya tanda kemakmuran dan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya, telah mengubah begitu banyak lingkungan anak kita. Dulu, ketika televisi dan radio masih berupa barang mewah dan langka, anak-anak masih dapat menikmati perubahan alam. Rembulan yang purnama masih bisa dinikmati, bahkan ditunggu-tunggu, untuk melengkapi kebahagiaan bermain di lingkungan rumah. Keakraban anak dengan alam tinggal dongeng dalam buku-buku. Itu pun telah disusupi aneka pesan sponsor lewat para jagoan ciptaan baru yang menjadikan anak menjadi jago belanja ataupun jago untuk tawuran.
Demikianlah resuma yang dapat saya sajikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam resuma yang saya susun ini, saya mohon maaf dan akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Tugas 4




DESKRIPSI
MENGENAI PROSES PERKULIAHAN KEEMPAT
SENI RUPA


Drs. Jajang Suryana, M.Si.
19591025986031002

Oleh

Ni Ketut Yantiningsih
1111031190


KELAS E
SEMESTER VI


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014





Deskripsi Mengenai Proses Perkuliahan Keempat
Seni Rupa

Oleh
Ni Ketut Yantiningsih
1111031190
E/VI

Hari keempat saya mendapatkan mata kuliah Seni Rupa di ruang DKV kampus bawah UNDIKSHA. Tepatnya hari senin tanggal 10 Maret 2014. Pada saat itu kami Kelas E Semester VI memakai seragam olahraga berlogo undiksha serta training. Saat pertemuan keempat ini, Bapak Drs. Jajang S. M.Si memberikan sebuah materi mengenai pembuatan batik sederhana yang terbuat dari penggunaaan krayon serta water colur. Sering kita jumpai di televisi banyak batik yang telah di buat yaitu khususnya di daerah jogja. Jogja merupakan daerah yang memiliki khas sebagai daerah pembatik, kita juga sering melihat batik di sekitar kita seperti baju, tas, celana, ataupun kamben untuk para umat hindu. Jadi batik sudah tidak asing lagi bagi kita.
Membatik sederhana adalah memperkenalkan seseorang untuk belajar membatik yang menjadikan sebuah kekayaan di dunia. Batik merupakan salah satu cara pembuatan bahan pakaian seperti kain atau busana yang dibuat dengan teknik-teknik yang unik, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan tersendiri. Pada mulanya batik tersebut dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang sering disebut dengan kain mori. Batik bermotif dan dibentuk dengan menggunakan lilin cair (krayon yang memiliki banyak cairan lilin) dan menggunakan canting untuk motif halus, atau bisa juga dengan menggunakan kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin tersebut dapat meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin tersebut kemudian dicelup menggunakan warna yang sesuai dengan yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Kemudian pencelupan dilakukan untuk motif lain yaitu dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan tersebut, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin. Dikarenakan kita mengajar di Sekolah Dasar seharusnya dapat menggunakan bahan-bahan yang mudah di jangkau oleh peserta didik kita. Sehingga kita dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar kita. Seperti di daerah pedalaman, kadangkala kita jarang menjumpai bahan-bahan seperti canting. Oleh sebab itu, kita diajarkan bagaimana membuat batik sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang sederhana juga.
Di dalam pembuatan batik sederhana ini alat-alat yang dibawa pada saat pembuatan batik yaitu: kertas A4, water colur, krayon atau boleh juga menggunakan lilin ulang tahun yang berwarna-warni, palet, kuas, serta koran sebagai alas. Adapun tahap-tahap di dalam pembuatan batik tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Sediakan bahan-bahan yang diperlukan
2.      Ambil kertas A4, kemudian buatlah batik sesuai dengan yang kita inginkan (dengan menggunakan krayon atau lilin yang berwarna-warni)
3.      Selanjutnya sediakan tempat untuk water colur atau sering disebut dengan palet
4.      Tuangkan water colur kedalam palet sesuai dengan warna yang diinginkan sebagai dasar warna.
5.      Oleskan water colur tersebut ke atas kertas A4 dan motif batik yang sudah dibuat dan sesuai dengan selera warna yang dibuat (usahakan jika warna batik cerah, maka dasarnya harus berwarna kontras dengan dengan warna batik)
6.      Terakhir diamkan terlebih dahulu batik tersebut sampai menjadi kering.
                                                  Hasil karya batik yang telah saya buat

Gambar 1. Karyaku

 Gambar 2. Kumpulan Batik Motif Bunga

Gambar 3. Batik Berbunga

Gambar 4. Batik

Gambar 5. Karyaku Motif Batik

Demikianlah deskripsi mengenai pembuatan batik sederhana yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca serta sebagai calon guru Sekolah Dasar agar dapat memanfaatkan lingkungan disekitar. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam deskripsi yang saya susun ini. Saya mohon maaf, dan akhir kata saya ucapkan terima kasih.